caput succedaneum
A.
Caput Succedaneum
1. Pengertian
Caput Succedaneum
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada
presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian
tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah.
Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang
setelah 2-5 hari. (Prawirohardjo, 2006).
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri
adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan
juga pada persalinan dengan tindakan vakum
ekstraksi. (Saifuddin, 2001).
Caput suksedaneum adalah Kelainan ini akibat
sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi sebatas
caput. Keadaan ini
dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang
dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala
sisa yang dilaporkan. (Prawirohardjo, 2007).
Caput Succedaneum adalah benjolan yang
membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka
penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari.
2. Penyebab
Kaput
suksedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat
memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe
yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler.
Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan Vaccum
ektrasi. (Dewi, 2010)
3. Faktor
Predisposisi
Faktor
predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain :
a.
Makrosomia
b.
Prematuritas
c.
disproporsi sefalopelvik
d.
Distosia
e.
persalinan lama
f.
persalinan yang diakhiri dengan alat
(ekstraksi vakum dan forceps)
g.
persalinan dengan sectio caesaria
h.
kelahiran sungsang
i.
presentasi bokong
j.
presentasi muka
k.
kelainan bayi letak lintang
4. Gejala
a.
Udema di kepala
b.
Terasa lembut dan lunak pada
perabaan
c.
Benjolan berisi serum dan kadang
bercampur dengan darah
d.
Udema melampaui tulang tengkorak
e.
Batas yang tidak jelas
f.
Permukaan kulit pada benjolan
berwarna ungu atau kemerahan
g.
Benjolan akan menghilang sekitar 2-3
minggu tanpa pengobatan (Dewi, 2010)
5. Patofisiologis
Kelainan
ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir
sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan
tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering
bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat
bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran
sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat
melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan
terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada
bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari. (Markum, 1991)
6. Komplikasi
a.
Infeksi
Infeksi pada
caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka. (kosim, 2003)
b.
Ikterus
Pada bayi yang
terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena inkompatibilitas
faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi. (Kosim, 2003)
c.
Anemia
Anemia bisa
terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan terjadi
perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak.
7. Penatalaksanaan
a.
Perawatan bayi sama dengan perawatan
bayi normal.
b.
Pengawasan keadaan umum bayi.
c.
Berikan lingkungan yang baik, adanya
ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
d.
Pemberian ASI yang adekuat, bidan
harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan benar.
e.
Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk
menghindari adanya infeksi pada benjolan.
f.
Berikan konseling pada orang tua,
tentang:
1) Keadaan
trauma yang dialami oleh bayi;
2) Jelaskan
bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa
pengobatan.
3) Perawatan
bayi sehari-hari.
4) Manfaat
dan teknik pemberian ASI.
Komentar