Proses Oogonium dan spermatogonium
By : Ratih Hermas Purnasari
Bahan Ajar KR SMK Keperawatan kelas 2 semester III
a.
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses
pembentukan dan perkembangan sel ovum. Proses oogenesis dipengaruhi oleh
beberapa hormon yaitu :
1)
Hormon FSH yang
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum
2)
Hormon estrogen
yang berfungsi merangsang sekresi hormon LH
3)
Hormon LH yang
berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum)
4)
Hormon
progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium.
Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit
primer berada dalam fase profase, pada pembelahan meiosis. Oosist primer
kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah
secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih
kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar.
Sel yang lebih besar yaitu, oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua
yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih
besar dari badan polar kedua.
Hormon berpengaruh dalam oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan
hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekelilinh ovum. Ovum
yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut folikel de graaf,
folikel ini menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar
hipofisis untuk mensekresi hormon LH, yang akan merangsang terjadinya ovulasi.
Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi korpus
luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi
menghambat sekresi FSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang,
sehingga akhirnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai
terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.
b.
Spermatogonium
Pada laki-laki
spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi
setiap saat. Tiap
spermatozoon terdiri atas tiga bagian yaitu kaput, atau kepala yang berbentuk
lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian yang
silindrik menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoon
dapat bergerak cepat.
Dalam pertumbuhan embrional spermatogonium berasal dari sel‑sel primitif
tubulus‑tubulus testis. Setelah janin dilahirkm, jumlah spermatogonium yang
ada tidak mengalami perubahan hingga masa pubertas tiba. Pada masa pubertas sel
spermatogonium tersebut di bawah pengaruh sel‑sel interstisial Leydig mulai
aktif mengadakan mitosis, dan terjadilah spermatogenesis yang amat kompleks
itu.
Tiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosit pertama.Spermatosit
pertama ini membelah dua dan menjadi dua spermatosit kedua; spermatosit kedua
membelah dua lagi tetapi dengan hasil bahwa dua spermatid masing‑masing
memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu. Dari
spermatid ini kemudian tumbuh spermatozoon.
Urutan pertumbuhan sperma (spermatogenesis) :
1)
Spermatogenium,
membelah dua;
2)
Spermatosit
pertama, membelah dua;
3)
Spermatosit
kedua, membelah dua;
4)
Spermatid,
kemudian tumbuh menjadi:
5)
Spermatozoon
(sperma)
Komentar