miliaris
MILIARIASIS
by: Titik Inayati
A.
Pengertian
Miliariasis
adalah dermatosis yang timbul akibat penyumbatan kelenjar keringat dan porinya,
yang lazim timbul dalam udara panas lembab seperti daerah tropis atau selama
awal musim panas atau akhir musim hujan yang suhunya panas dan lembab. Karena
sekresinya terhambat maka menimbulkan tekanan yang menyebabkan pecahnya
kelenjar atau duktus kelenjar keringat. Keringat yang masuk ke jaringan
sekelilingnya menimbulkan perubahan anatomi. Sumbatan disebabkan oleh bakteri
yang menimbulkan peradangan dan oleh edema akibat keringat yang tak keluar
(E.Sukardi dan Petrus Andrianto, 1988)
Miliariasis
atau biang keringat adalah kelainan kulit yang timbul akibat keringat
berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat, yaitu di dahi, leher,
bagian-bagian badan yang tertutup pakaian (dada dan punggung), serta tempat
yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan dapat juga dikepala. Keadaan
ini biasanya di dahului oleh produksi keringat yang berlebihan, dapat diikuti
rasa gatal seperti ditusuk, kulit menjadi kemerahan dan disertai banyak
gelembung kecil berair. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000)
B.
Etiologi
Penyebab
terjadinya milliariasis di awali dengan tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat
sehingga pengeluaran keringat tertahan. Tertahannya pengeluaran keringat ini
ditandai dengan adanya vesikel miliar dimuara kelenjar keringat lalu disusul
dengan tingginya radang dan oedema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar
yang kemudian diabsorbsi oleh stratum korneum.
Milliariasis
sering terjadi pada bayi prematur karena proses diferensiasi sel epidermal dan
apendik yang belum sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada 40-50% bayi baru
lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama dan akan menghilang dengan sendirinya
pada 3-4 minggu kemudian. Terkadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan
dapat menyebar ke daerah sekitarnya.
Penyebab
terjadinya milliariasis ini adalah udara yang panas dan lembab serta adanya
infeksi bakteri.
·
Udara panas
dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
·
Pakaian yang
terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
·
Aktivitas
yang berlebihan
·
Setelah
menderita demam atau panas
·
Penyumbatan
dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema akibat
perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum
C.
Gejala Klinis
Ada empat tipe milliariasis yaitu,
1. Milliria kristalina
Milliaria
kristalina ini timbul pada pasien yang mengalami peningkatan jumlah keringat,
seperti pasien demam yang terbaring ditempat tidur. Lesinya berupa vesikel yang
sangat superfisial, bentuknya kecil, dan menyerupai titik embun berukuran 1-2
mm. Umumnya lesi ini timbul setelah keringat, vesikel mudah pecah karena trauma
yang paling ringan, misalnya akibat gesekan dengan pakaian. Vesikel yang pecah
berwarna jernih dan tanpa reaksi peradangan, asimptomatik, dan berlangsung
singkat. Biasanya tidak ada keluhan dan dapat sembuh dengan sendirinya.
2. Milliaria rubra
Millia ruba
memiliki gambaran berupa papula vesikel dan eritema di sekitarnya. Keringat
menembus kedalam epidermis, biasanya disertai rasa gatal dan pedih pada daerah
ruam dan daerah disekitarnya, sering juga diikuti dengan infeksi sekunder
lainnya dan dapat juga menyebabkan timbulnya impetigo dan furunkel.
3. Miliaria profunda
Bentuk ini
agak jarang terjadi kecuali didaerah tropis. Kelainan ini biasanya timbul
setelah miliaria rubra . Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara
klinik lebih banyak berupa papula daripada vesikel. Tidak gatal, dan tidak
terdapat eritema (Adhi Djuanda, 1987).
Pada
gambaran histopatologik tampak saluran kelenjar keringat yang pecah pada dermis
bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang. Pengobatan dengan cara
menghindari panas dan kelembaban yang berlebihan, mengusahakan regulasi suhu
yang baik, menggunakan pakaian yang tipis, pemberian losio calamin dengan atau
tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam alkohol. (Adhi Djuanda, 1987)
Daerah
predileksi dapat dimana saja, kecuali muka, ketiak, tangan, dan kaki. Lesi
berupa vesikel yang berwarna merah daging, disertai gejala inflamasi maupun
keluhan rasa gatal, disebabkan penyumbatan di bagian atas kutis.
Kelenjar-kelenjar keringat tersebut sama sekali tidak berfungsi. Biasanya
timbul setelah menderita milliaria rubra yang hebat. (Hassan, 1984)
4. Milliaria fustulosa
Pada umumnya
didahului oleh dermatosis yang menyebabkan gangguan saluran kelenjar ekrin dan
terjadi pustel superfisial. (Hassan, 1984). Lesinya berupa pustula steril yang
gatal, tegas, superfisial dan tak berhubungan dengan folikel rambut. (E.Sukardi
dan Petrus Andrianto, 1988)
D.
Penatalaksanaan Milliariasis
Asuhan yang
diberikan pada neonatus,bayi dan balita dengan milliariasis tergantung pada
beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang diberikan yaitu
1.
Mengurangi
penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul
2.
Menjaga
kebersihan tubuh bayi
3.
Mengupayakan
menciptakan lingkungan dengan kelembapan yang cukup serta suhu yang sejuk dan
kering, misalnya pasien tinggal diruang ber AC atau didaerah yang sejuk dan
kering
4.
Menggunakan
pakaian yang menyerap keringat dan tidak terlalu sempit
5.
Segera
mengganti pakaian yang basah dan kotor
6.
Pada
milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dengan menambahkan mentol
0,5-2% yang bersifat mendinginkan ruam.
Komentar